- Pound Sterling bergerak dalam kisaran melawan USD karena investor menunggu data inflasi PCE inti AS.
- Jika data inflasi AS ternyata persisten, GBP/USD akan menderita.
- Di Inggris, para pembuat kebijakan BoE memerlukan lebih banyak bukti inflasi turun ke 2% sebelum memulai penurunan suku bunga.
Pound Sterling (GBP) diperdagangkan dengan kenaikan nominal terhadap Dolar AS di sesi Eropa hari ini. Para pelaku pasar menunggu Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditure (PCE) inti Amerika Serikat untuk bulan Januari, yang akan diterbitkan pada pukul 13:30 GMT (20:30 WIB). Para pembuat kebijakan Federal Reserve (The Fed) dengan cermat memantau data inflasi untuk menyiapkan prospek baru pada suku bunga.
Pasangan GBP/USD berosilasi dalam kisaran perdagangan Rabu karena ketidakpastian di seputar penentuan waktu penurunan suku bunga Bank of England (BoE) membuat Pound Sterling absen. Para pengambil kebijakan BoE enggan menurunkan suku bunga lebih awal karena hal ini dapat menghambat kemajuan penurunan inflasi menuju target 2%, atau tekanan harga dapat kembali berkobar.
Intisari Penggerak Pasar Harian: Pound Sterling Konsolidasi di Tengah Sentimen Tenang di Pasar
- Pound Sterling diperdagangkan lesu di sekitar 1,2660 di tengah sentimen pasar yang tenang karena para investor menunggu Indeks Harga PCE inti Amerika Serikat untuk bulan Januari.
- Data Indeks Harga PCE inti AS diprakirakan naik 0,4% pada basis bulanan dibandingkan kenaikan 0,2% di Desember. Para investor mengantisipasi data inflasi melambat ke 2,8% tahunan dibandingkan sebelumnya 2,9%.
- Daya tarik Dolar AS akan menguat jika data Indeks Harga PCE inti ternyata lebih kuat dari ekspektasi. Hal ini akan memungkinkan para pembuat kebijakan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah di kisaran 5,25%-5,50% untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Dolar AS menarik arus masuk asing yang lebih tinggi jika The Fed mempertahankan prospek hawkish terhadap suku bunga. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, tetap lemah di sekitar 103,80 pada sesi Eropa hari ini.
- Data inflasi yang disukai The Fed akan secara signifikan mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap penentuan waktu penurunan suku bunga.
- Dalam skala yang lebih luas, Poundsterling diprakirakan akan mengungguli Dolar AS karena para investor berharap Bank of England akan menurunkan suku bunga lebih lambat dibandingkan The Fed.
- Inflasi harga konsumen inti dalam perekonomian Inggris di 5,1%, tertinggi di antara negara-negara Group of Seven (G7), yang akan memaksa para pembuat kebijakan BoE untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter yang hawkish untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Minggu ini, Deputi Gubernur BoE Dave Ramsden mengatakan dia ingin melihat berapa lama inflasi akan bertahan sebelum mempertimbangkan perubahan dalam sikap kebijakan moneter. Dalam pertemuan kebijakan moneter terakhir, Ramsden memberi suara mendukung mempertahankan suku bunga di 5,25%.
- Inflasi inti yang persisten di Inggris dipicu oleh pertumbuhan upah yang solid dan inflasi jasa yang tinggi. Namun, inflasi harga toko tahunan telah turun ke 2,5% di Februari karena lemahnya pertumbuhan bahan pangan, yang merupakan level terendah sejak Maret 2022, yang tampaknya memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga. Indeks harga toko melacak perubahan harga barang makanan dan non-makanan.
Analisis Teknis: Pound Sterling Masih Sideways di Bawah 1,2700
Pound Sterling berosilasi dalam kisaran ketat di sekitar 1,2670. Pasangan GBP/USD terus menghadapi resistance kuat di dekat batas bawah pola Descending Triangle yang terbentuk pada grafik harian, berasal dari tertinggi 28 Desember di 1,2827. Sementara itu, support horizontal diplot dari terendah 13 Desember di dekat 1,2500.
Pola Descending Triangle menunjukkan keragu-raguan di antara para pelaku pasar namun dengan sedikit bias ke bawah karena formasi lower highs dan flat lows.
Pasangan mata uang ini bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 20-hari, yang berada di sekitar 1,2650. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) 14-periode masih berada dalam kisaran 40,00-60,00, mengindikasikan kontraksi volatilitas yang tajam.