- AUD/USD berusaha keras untuk menggeser profil perdagangannya di atas 0,6900 karena Indeks Dolar AS telah puliih.
- Dolar Australia gagal menguat meskipun data inflasi dan Penjualan Ritel Australia lebih tinggi dari yang diantisipasi.
- Eskalasi dalam inflasi dan permintaan ritel dapat memaksa RBA untuk memperketat kebijakan lebih lanjut.
AUD/USD telah gagal bertahan di atas resistance terdekat 0,6900 meskipun inflasi Australia yang lebih baik dari yang diproyeksikan memberikan kekuatan pada Dolar Australia. Aset AUD ini telah merasakan panas karena Indeks Dolar AS (DXY) telah pulih pada awal perdagangannya. Indeks USD telah meregang mendekati resistance level angka bulat di 103,00
Kontrak berjangka S&P500 telah menyerahkan keuntungan yang tercatat di awal sesi Asia, menggambarkan penurunan selera risiko para investor. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun AS menghadapi tekanan besar dan telah turun di bawah 3,60%.
Di awal Asia, Dolar Australia menunjukkan volatilitas setelah rilis data inflasi dan Penjualan Ritel bulanan Australia. Biro Statistik Australia melaporkan inflasi bulanan pada 7,4% yang konsensus 7,3% dan rilis sebelumnya 6,9%. Selain itu, Penjualan Ritel bulanan (Nov) telah melonjak ke 1,4% terhadap proyeksi 0,6%.
Hal ini dapat mengakibatkan keresahan bagi para pengambil kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) karena mereka mengerahkan 'darah dan keringat' untuk menjinakkan inflasi yang sehat.
Sementara itu, para pelaku pasar terus membicarakan tentang pembukaan kembali Tiongkok setelah karantina yang membentang yang dipimpin oleh epidemi Covid-19. Para ekonom di JP Morgan berpandangan bahwa pembukaan kembali Tiongkok dari pembatasan Covid kemungkinan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Australia sekitar 1,0%. Perlu dicatat bahwa Australia adalah mitra dagang utama Tiongkok dan prospek ekonomi di Tiongkok berdampak pada Dolar Australia.
Minggu ini, Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat akan tetap menjadi sorotan. Sesuai konsensus, IHK utama akan turun ke 6,5% dari rilis sebelumnya sebesar 7,1% sementara inflasi inti yang tidak memasukkan harga makanan dan energi mungkin akan turun ke 5,7% versus rilis sebelumnya sebesar 6,0%.