- EUR/USD tergelincir setelah menguji level tertinggi pekan sebelumnya di sekitar 1,0660, namun, kenaikan masih disukai.
- Suku bunga yang lebih tinggi dan harga barang yang lebih rendah di gerbang pabrik akan berdampak kuat pada IHK AS.
- Rusia siap untuk melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Yamal-Eropa.
Pasangan EUR/USD telah menyaksikan penurunan tajam di sesi Asia setelah menguji level tertinggi pekan sebelumnya di sekitar 1,0660 meskipun tema selera risiko solid di pasar global. Pasangan mata uang utama telah turun mendekati 1,0630, namun, bias kenaikan pada aset ini belum dikesampingkan karena konteks keseluruhan masih positif dan bisa jadi koreksi kecil sebelum badai bullish.
S&P500 berjangka telah menambahkan lebih banyak kenaikan setelah langkah kebangkitan pada hari Jumat. Ekuitas AS tampak nyaman setelah penurunan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) berjuang untuk mengatasi rasa sakit pembukaan karena turun dengan kuat di bawah 103,75. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun telah tergelincir mendekati 3,73%.
Indeks Dolar AS menghadapi tekanan besar meskipun ada penurunan yang lebih rendah dari yang diantisipasi dalam data Indeks Harga PCE AS. PCE utama turun menjadi 5,5% sementara konsensus mengharapkan penurunan menjadi 5,3%. Sementara PCE inti tetap sejalan dengan prakiraan 4,7%.
Tingkat penurunan pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga akan memaksa produsen untuk memangkas harga barang dan jasa untuk menjaga keseimbangan dalam mekanisme permintaan-penawaran. Kemudian, duet maut dari suku bunga yang lebih tinggi dan penurunan indeks harga oleh produsen di gerbang pabrik akan berdampak pada Indeks Harga Konsumen (IHK).
Di sisi Zona Euro, masalah gas akan mereda di Zona Euro karena Rusia siap untuk melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Yamal-Eropa, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kepada kantor berita negara TASS,” demikian laporan Reuters.
Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), serta Gubernur Belanda, Klaas Knot melihat lebih banyak pengetatan kebijakan dalam lima pertemuan kebijakan antara sekarang dan Juli 2023 dan telah memperingatkan bahwa 'Risiko kita melakukan terlalu sedikit masih merupakan risiko yang lebih besar'.