- NZD/USD naik di Tokyo karena para investor mengamati The Fed.
- The Fed adalah acara utama setelah rilis IHK utama AS pada hari Selasa.
NZD/USD lebih tinggi 0,17% pada saat berita ini ditulis setelah naik dari level terendah 0,6144 ke level tertinggi baru 0,6161 di perdagangan pasar Tokyo. Fokus tertuju pada Federal Reserve hari ini menyusul laporan inflasi hari Selasa yang menunjukkan inflasi inti yang stabil.
Data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen AS naik tipis 0,1% bulan lalu setelah naik 0,4% di bulan April, IHK inti naik 0,4% di bulan Mei, naik dengan margin yang sama selama tiga bulan berturut-turut. Namun, Greenback memangkas pelemahan awal karena ini adalah angka yang terlalu tinggi untuk sesuai dengan target inflasi 2% The Fed, sehingga masih ada kemungkinan bahwa FOMC akan membenarkan kenaikan 25-bp lagi pada hasil pertemuan FOMC.
''Kiwi naik sedikit pagi ini, dan meskipun mengalami beberapa kenaikan dan penurunan semalam karena data IHK AS, pasar valas jauh lebih tidak stabil dibandingkan pasar obligasi, dengan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang diperdagangkan pada kisaran 15bp semalam,'' para analis di ANZ Bank menjelaskan.
''Meskipun imbal hasil obligasi AS sekarang kembali mendekati level tertinggi akhir Mei, hal itu tidak membantu USD, sebagian karena meskipun data tersebut telah memperkuat seruan pasar bahwa The Fed akan 'melewatkan' besok, hal itu juga menunjukkan bahwa kita akan melihat lebih banyak pengetatan nantinya, dan itu pada akhirnya akan memperlambat ekonomi AS,'' para analis tersebut menambahkan.
Mengenai The Fed, para analis di TD Securities mengatakan bahwa mereka ''mempertahankan pandangan kami yang telah lama kami pegang bahwa The Fed akan mengetatkan suku bunga sebesar 25bp pada bulan Juni ke kisaran 5,25%-5,50%. Jika The Fed memutuskan untuk 'melewatkan' pertemuan bulan Juni, kami memprakirakan keputusan tersebut akan disertai dengan komunikasi yang cenderung ke arah hawkish, yang menandakan kemungkinan kenaikan di bulan Juli.
''Apakah The Fed menaikkan suku bunga pada bulan Juni atau Juli (atau melewatkan keduanya), USD terfokus pada hampir selesainya kampanye pengetatan, yang membuat risiko terhadap pullback USD di Semester 2,'' kata para analis tersebut.