PM Jepang Kishida Meminta Pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk Bahas Rudal Korea Utara - Interstellar Group Indonesia
Lompat ke konten

Interstellar Group

Sebagai produk trading finansial yang rumit, contract for difference (CFD) memiliki risiko tinggi kerugian cepat yang timbul dari fitur leverage-nya. Sebagian besar akun investor ritel mencatat kehilangan dana dalam kontrak karena perbedaan. Anda harus mempertimbangkan apakah Anda telah mengembangkan pemahaman penuh tentang aturan operasi kontrak untuk perbedaan dan apakah Anda dapat menanggung risiko kehilangan dana yang tinggi.    

PM Jepang Kishida Meminta Pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk Bahas Rudal Korea Utara

ISG
Catatan

We recommend that you keep an eye on our market announcements

.right_news

A WORLD LEADER

IN FX & CFD TRADING

Pasar
Berita

Informasi keuangan 24 jam dan berita keuangan internasional global

A WORLD LEADER

IN FX & CFD TRADING

Sponsor &
Tanggung jawab sosial

InterStellar Group bertujuan untuk menjadikan dirinya sebagai perusahaan tangguh dengan kekuatan untuk memberikan dampak positif pada dunia.
Kami juga berkomitmen untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat, mengakui nilai setiap individu sebagai bagian integral dari komunitas global kami.

A WORLD LEADER

IN FX & CFD TRADING

การสัมนาสดเกี่ยวกับฟอเร็กซ์

A WORLD LEADER

IN FX & CFD TRADING

21

2023-02

Date Icon
2023-02-21
Prakiraan Pasar
PM Jepang Kishida Meminta Pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk Bahas Rudal Korea Utara
Share:

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah menyatakan bahwa ia meminta diadakannya pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk membahas rudal Korea Utara.

Hal ini menyusul berita sebelumnya terkait uji coba rudal balistik antarbenua pertama yang dilakukan oleh Korea Utara sejak awal tahun.

AS merespon pada hari Minggu dengan menerbangkan pesawat pengebom dalam sebuah latihan bersama dengan Korea Selatan.

Korea Utara mengatakan bahwa uji coba rudal terbarunya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir Pyongyang yang “fatal” setelah para pejabat AS mengecam uji coba tersebut dan mengumumkan latihan militer bersama dengan Korea Selatan dan Jepang, seperti yang dilaporkan oleh The Hill.

“Peluncuran ini tidak perlu meningkatkan ketegangan dan berisiko mengacaukan situasi keamanan di wilayah tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson.

“Ini hanya menunjukkan bahwa DPRK terus memprioritaskan senjata pemusnah massal dan program rudal balistiknya yang melanggar hukum di atas kesejahteraan rakyatnya,” tambahnya.

 

 

Share: Feed news

Terbaru
BERITA