- USD/JPY mengincar 134,50 saat Gubernur BoJ Ueda telah menegaskan kembali perlunya menjaga kebijakan moneter ekspansif.
- Ueda yakin inflasi Jepang akan memuncak lebih cepat di tengah berbagai katalis.
- Data Pesanan Barang Tahan Lama AS untuk bulan Maret diprakirakan tumbuh 0,8% dibandingkan kontraksi 1,0%.
Pasangan USD/JPY berusaha merebut kembali resistance langsung di 134,50 di sesi Tokyo. Pasangan mata uang ini mendapatkan kekuatan karena Gubernur baru Bank of Japan (BoJ) Kauo Ueda telah menegaskan kembali perlunya menjaga kebijakan moneter tetap ekspansif. Ueda sangat mendukung kelanjutan kebijakan moneter ultra-longgar yang berusia satu dekade dengan harapan inflasi Jepang akan mencapai puncaknya lebih cepat.
Gubernur BoJ mengklaim bahwa dampak dari harga impor yang lebih tinggi telah diteruskan ke rumah tangga lebih dari yang diprakirakan. Selain itu, harga properti Jepang diprakirakan tidak akan dinilai terlalu tinggi. Ketiadaan pemicu inflasi Jepang dapat mengakibatkan pelemahan di periode mendatang. Ueda telah menahan diri dari menentukan periode waktu yang diperlukan untuk mengutak-atik Yield Curve Control (YCC).
Sementara itu, S&P500 futures terus menambah penurunan di sesi Asia karena kecemasan di kalangan investor melonjak. Segera setelah musim hasil kuartalan mempercepat laju, investor menjadi lebih spesifik pada saham, menggambarkan sentimen hati-hati di pasar.
Indeks Dolar AS (DXY) telah melanjutkan pemulihannya di atas 101,80 karena data IMP S&P pendahuluan yang optimis yang dirilis minggu lalu telah memperkuat kebutuhan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve (The Fed). Ke depan, data Pesanan Barang Tahan Lama Amerika Serikat akan diawasi dengan ketat. Data Pesanan Barang Tahan Lama untuk bulan Maret diprakirakan tumbuh 0,8% dibandingkan kontraksi 1,0%. Data Pesanan Barang Tahan Lama yang optimis akan mengindikasikan permintaan ke depan kuat, yang dapat mendorong kebutuhan akan tenaga kerja lebih lanjut.