- USD/JPY terus naik lebih tinggi pada hari Kamis dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2015.
- Divergensi prospek kebijakan moneter The Fed-BoJ membebani JPY di tengah nada risiko yang positif.
- Kenaikan imbal hasil obligasi AS menopang USD dan tetap mendukung kenaikan kuat USD/JPY.
Pasangan USD/JPY mempertahankan nada penawaran beli kuatnya sepanjang awal sesi Amerika Utara dan naik ke puncak baru multi-tahun, lebih dekat ke angka bulat 122,00 dalam satu jam terakhir.
Kombinasi faktor-faktor pendukung membantu pasangan USD/JPY untuk membangun momentum penembusan level psikologis 120,00 minggu ini dan naik lebih tinggi untuk hari kelima berturut-turut pada hari Kamis. Nada risiko yang umumnya positif melemahkan safe-haven yen Jepang, yang lebih jauh terbebani oleh divergensi prospek kebijakan moneter antara Bank of Japan dan The Fed.
Faktanya, sejumlah anggota FOMC yang berpengaruh, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bps pada pertemuan kebijakan mendatang di bulan Mei. Itu, bersama dengan kekhawatiran bahwa lonjakan harga minyak mentah akan memberikan tekanan ke atas pada inflasi yang sudah tinggi, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun kembali lebih dekat ke level tertinggi sejak 2019.
Sebaliknya, imbal hasil obligasi 10-tahun Jepang tetap berlabuh di bawah plafon 0,25% BoJ di tengah sikap kebijakan ultra-longgar yang diadopsi oleh bank sentral Jepang. Itu, pada gilirannya, mengakibatkan pelebaran lebih lanjut spread imbal hasil obligasi AS-Jepang, yang dilihat sebagai faktor lain yang mendorong arus menjauh dari yen Jepang dan berkontribusi pada lintasan bullish kuat pasangan USD/JPY.
Rally tanpa henti yang disaksikan selama sekitar tiga minggu terakhir, yang merangkum kenaikan hampir 700 pips, mengangkat harga spot ke level-level yang tidak terlihat sejak Desember 2015. Namun, masih harus dilihat apakah pembeli mampu mempertahankan posisi dominannya atau memilih melakukan beberapa profit-taking di tengah kondisi yang sangat overbought pada grafik jangka pendek.
Di sisi data ekonomi, Pesanan Barang Tahan Lama AS meleset dari ekspektasi pasar, meskipun kekecewaan itu diimbangi oleh penurunan Klaim Pengangguran Awal Mingguan yang lebih besar dari yang diantisipasi. Mengingat fokusnya tetap terpaku pada perkembangan baru di seputar kisah Rusia-Ukraina, rilis data beragam tidak banyak memberikan dorongan signifikan bagi pasangan USD/JPY.